"Mah Ara pulang...!!!".
Ucap Ara sambil melempar tas slempangnya ke arah sofa, kemudian dia langsung masuk ke kamar.
" dwarr...".
Suara pintu kamar Ara yang ditutup. Mungkin kalau dia superhero, pintu kamarnya bisa langsung hancur berkeping-keping. Kencangnya seperti orang yang sedang melampiaskan amarah.
Di dalam kamar Ara hanya guling-guling, tak biasanya dia seperti itu. Sepulang kuliah biasanya dia langsung standby di warung soto mamahnya yang berada di samping rumah. Ara paling suka membantu mamahnya menjaga warung soto, karena Ara percaya suatu saat dia bisa jadi pengusaha yang sukses seperti mamahnya.
Sesekali Ara hanya menatap jendela kamar, pandangannya langsung menuju taman belakang rumah. Kemudian dia mengucap dengan pelan,
"Kaka,,, kenapa secepat ini. Di satu sisi aku belum siap menjalani ini semua. Di sisi lain aku tidak mau kehilangan kamu".
"Kaka,,, kenapa secepat ini. Di satu sisi aku belum siap menjalani ini semua. Di sisi lain aku tidak mau kehilangan kamu".
Tetesan air mata mulai terurai dari wajah manis Ara. Dia hanya mampu mengusap tetesan di pipinya yang berisi. Hingga akhirnya dia luapkan emosi sambil berteriak.
"Aaaaaargh.... Binguuuuung!!!!!!".
Tangisnya pecah menjadi-jadi. Selimut doraemon kesayangan basah efek tangisannya.
"Mungkin tidak adalah jawaban yang tepat buat kamu kaka, waktu yang begitu cepat membuatku belum siap menerima konsekuensi setelahnya. Aku rela kamu menjadi milik orang lain kali ini, aku bahagia walau kamu bersama orang lain. Terpenting, aku berharap bisa melihatmu di kampus". Ucap Ara dengan suara tersedu-sedu.
Esok harinya, Ara berangkat kuliah dengan tanpa semangat dalam dirinya. Mungkin yang ada dalam hatinya bukan kuliah, namun kehilangan kesempatan untuk memiliki Kaka.
Tanpa sengaja saat melewati kantin. Ara melihat Susi sahabatnya sedang memeluk Kaka.
"Sialan Susi!!!". Teriak Ara sambil lari ke arah sahabatnya.
"Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu juga beli boneka Kaka, harbolnas kemarin mau beli di shopee tapi gak jadi. Harganya mahal banget, aku gak bisa jajan kalau aku paksa beli boneka ini. Aku suka banget, aku pinjem ya???". Imbuh ara sambil senyum bahagia melihat sahabatnya.
"Iya boleh, jangan sampai rusak loh tapi. Besok dikembaliin". Jawab Susi.
"Oke". Ara senang.
0 Comments