Membangun organisasi yang berkelanjutan



Berorganisasi merupakan salah satu cara mengembangkan softskill pribadi seseorang. Dalam berorganisasi kita dapat melatih diri dalam menempatkan sikap dan perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan berorganisasi juga dapat mengasah kepekaan seseorang terhadap suatu hal, salah satunya dapat mengetahui bermacam-macam watak dari orang lain.

Organisasi yang baik adalah organisasi yang selalu bisa melanjutkan kepengurusan tanpa terhenti sedetikpun. Melanjutkan roda organisasi tidak semudah menggelindingkan ban mobil. Terdapat banyak rintangan yang selalu hadir dan sewaktu-waktu dapat menjadi hadangan besar yang bisa menghentikan perjalanan suatu organisasi.

Dalam organisasi terdapat banyak orang dengan kepentingan yang berbeda pula. Walaupun mereka memiliki cita-cita yang sama, apabila dalam aktualisasi kegiatan tidak di control dengan baik maka organisasi tersebut rawan untuk dapat berjalan dengan baik. Lantas bagaimana membangun organisasi yang tetap terus berjalan walau rintangan semakin hari semakin banyak?

Pertama, dalam membangun sebuah organisasi seorang founder pasti telah memiliki gambaran jangka panjang tentang organisasi yang dibangunnya. Misalkan seorang founder membangun organisasi yang bergerak dalam bidang social preneur, founder mengharapkan organisasi tersebut nantinya akan menjadi organisasi sosial terbaik dengan pendanaan mandiri terbesar. Sama halnya dengan organisasi kepemudaan, tujuan jangka panjangnya adalah menjadi organisasi dengan jumlah anggota terbesar dan membawa dampak positif bagi seluruh pemuda. Cita-cita itulah yang seharusnya tetap dijaga suatu organisasi dalam setiap kegiatannya.

Kedua, setiap organisasi pasti memiliki program kerja yang akan mengantarkan dalam mencapai cita-cita yang diharapkan. Salah satu contoh bentuk program kerja yang sebaiknya ada dalam suatu organisasi adalah kaderisasi. Kaderisasi merupakan program kerja yang nantinya menghasilkan pengurus-pengurus yang militan, yang mengetahui latar belakang berdirinya organisasi, serta tetap setia dalam organisasi dalam keadaan suka maupun duka. Kaderisasi yang terpogram dan terstruktur dengan baik maka akan berpeluang menghasilkan kader-kader yang berkualitas lebih banyak. Disamping program kerja kaderisasi, perlu juga program kerja yang mengasah soft skill dari para pengurusnya. Sebagai contoh di era digital ini sangat diperlukan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan internet yang bijak. Maka suatu organisasi diharapkan mengadakan pelatihan tersebut disamping meningkatkan skill, akan juga menjadi daya tarik bagi orang yang belum bergabung dengan organisasi tersebut.

Ketiga, pelaksanaan program kerja juga dapat menjadi rintangan bagi organisasi itu sendiri. Sebaik apapun program kerja yang dibuat, apabila dalam mempersiapkan dan melaksanakan program kerja tersebut masih kurang maksimal maka akan menjadi bom waktu yang kapanpun dapat menghentikan langkah dari organisasi tersebut. Contohnya, suatu organisasi akan melaksanakan kegiatan dengan lingkup besar, tetapi dalam persiapannya sangat kurang dan kegiatan tersebut tetap dilanjutkan. Maka permasalahan ini akan berpeluang memunculkan gesekan antar pengurus yang menyebabkan runtuhnya kepercayaan antar pengurus organisasi. Persiapan yang maksimal dalam menjalankan program kerja memanglah sangat diperlukan untuk berkelanjutan organisasi. Catatan yang harus diperhatikan, jangan sampai juga suatu organisasi tidak memiliki program kerja dengan alasan meminimalisir terjadinya permasalahan internal organisasi dalam menyiapkan kegiatan. Hal ini malah akan menjadikan organisasi seperti mayat hidup yang tidak memiliki pergerakan dalam perjalanannya.

Keempat, dalam setiap organisasi perlu adanya evaluasi atau control baik dari sisi program kerja, kepengurusan atau hubungan dengan pihak-pihak lain. Evaluasi perlu dilakukan demi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu organisasi. Dalam setiap perjalanan organisasi pastinya tidak menginginkan melakukan kesalahan yang sama dengan perjalanan sebelumnya. Untuk melaksanakannya perlu adanya evaluasi yang intens dan serius agar kedepan organisasi masih dapat melanjutkan langkahnya mencapai cita-cita yang diharapkan.

Membangun organisasi tidak semudah membangunkan orang dari tidur. Perlu adanya pemikiran yang matang dan partner yang kuat untuk dapat memulainya.

0 Comments